Notification

×

Kode Iklan Disini

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Bursa Mobile

Website Instan

Mengenal Tukang Masak Orang Hajatan, Jabatan Tertinggi Dari Klan Pengejeg

Kamis, 30 Juni 2022 | Juni 30, 2022 WIB Last Updated 2022-08-14T03:54:01Z


Bogor - tapakjurnal.com, Layanan dan jamuan makan sering dijumpai pada setiap acara, baik itu acara formal dan informal. Seperti halnya di Restaurant maupun Hotel, setiap acara selalu menyajikan hidangan untuk para tamu yang datang. Hidangan yang disajikan tidak lepas oleh peran Juru masak. Di Hotel dan Restaurant misalnya, kita akan disuguhkan berbagai macam hidangan khas dari dapur yang diracik profesional oleh seorang Chef.

Juru masak ataupun Chef umumnya orang yang sangat berperan penting dalam meramu sebuah masakan. Chef atau Juru masak bertanggung jawab atas resep dan olahan di dapur. Mulai dari proses pemasakan sampai hidangan siap disajikan tidak lepas dari pengawasan seorang Juru masak.

Untuk itu peran Chef atau Juru masak juga sangat penting dan sangat bertanggung jawab terhadap segala proses demi proses di dapur. Posisi Juru masak atau Chef paling tinggi disebut Eksekutif Chef. Sedangkan untuk pembantu Chef serta jajarannya disebut Koki dan Helper Cooking.

Mengikuti jejak dunia perdapuran, di bidang pengolahan jamuan orang hajatan misalnya, baik di kampung maupun di kota tak lepas dari hidangan prasmanan. 

Di tempat hajatan, jamuan prasmanan biasa diolah langsung di dapur tuan rumah sang pemilik hajat. Tetapi, di Kota-kota besar sekarang ini orang lebih memilih menggunakan jasa Catering untuk urusan pengolahan jamuan makan prasmanan. Selain lebih praktis dan tidak perlu repot-repot menyewa jasa 'Pengejeg' atau Tukang Masak di dapur hajatan. Namun yang menjadi kelemahan jasa Catering, yaitu dari segi budget yang lumayan besar ketimbang menggunakan jasa Pengejeg untuk urusan masak di dapur.

Foto : Pasukan Pengejeg (Tukang Masak) Orang Hajatan

Untuk pengertian 'Pengejeg' sendiri berasal dari bahasa Betawi yaitu (Ajag-ijig) menjadi serapan kata (Ajag-ejeg) atau berarti mondar-mandir. Di mana bisa dipahami bahwa para Pengejeg yang sering mondar-mandir atau sibuk berlalu lalang menangani dan melayani kegiatan di tempat orang hajat.

Seperti diketahui di Desa, orang yang melaksanakan hajatan lebih banyak dan sering memakai jasa Tukang masak atau 'Pengejeg' untuk keperluan kepengolahan jamuan prasmanan.

Alasan paling umum adalah selain lebih menghemat budget, jasa Tukang masak terkesan merakyat. Karena itu para Tukang masak ini pun tak jauh dari peran Ibu-ibu rumah tangga berpengalaman dalam hal kepengolahan jamuan prasmanan dan biasa disewa oleh tuan rumah yang hendak melaksanakan acara hajatan.

Mengulik kisah 'Pengejeg' atau 'Tukang masak' di tempat hajatan, Sopiah (51). Ibu dua anak ini menuturkan pengalamannya selama menjadi 'Pengejeg' (Tukang masak) orang hajat. Bersama rekannya Enih (50), seringkali para tuan rumah menggunakan jasanya untuk setiap acara. 

Foto : Istimewa
Umumnya tugas para Pengejeg atau Tukang masak orang hajatan ialah sama halnya seperti Chef beserta jajarannya di Restaurant dan Hotel. Mengolah dan menyajikan berbagai hidangan yang direquest oleh tuan rumah, seperti olahan utama dan menu pendamping.

Untuk sekali acara, Sopiah (51) beserta Timnya terdiri dari 5-6 orang (sudah termasuk 1 orang untuk jasa cuci piring). Menurut Sopiah (51), berdasarkan tugasnya, Pengejeg dibagi menjadi beberapa penyebutan antara lain : ada Pager Ayu atau Dayang-dayang yang tugasnya melayani meja prasmanan. Kemudian ada Tukang Air dan Pelayannya yang bertugas memasak Air minum sekaligus melayani tamu untuk diberikan Air Teh hangat atau Kopi sebagai jamuannya. Ke tiga ada Tukang Pojok yang tugasnya mengatur keluar masuknya bahan olahan dapur serta olahan kue untuk sajian di meja tamu, dan posisi Tukang Pojok memang letaknya selalu berada di Pojokkan kamar. Selanjutnya ada tukang Kue yang bertugas mengolah aneka hidangan kue kering maupun kue basah. Dan terakhir ada Tukang masak yang di mana memiliki peran dan jabatan paling penting untuk urusan jamuan prasmanan. Mereka lah yang bertugas dan bertanggung jawab atas segala olahan menu di dapur. Tukang masak ini bisa dikategorikan sebagai Eksekutif Chefnya dari kelompok Pengejeg. 

Foto : Istimewa
Untuk besaran upah yang diterima dari masing-masing peran pengejeg, Sopiah (55) memaparkan, untuk Tukang Masak, Tukang Pojok, dan Tukang Kue biasa menerima uang sabun berkisar Rp. 300-800 ribu rupiah per 4 hari kerja, sedangkan untuk besaran upah Tukang Cuci piring per 2 hari kerja, adalah sedikit di bawah upah Tukang Masak, Tukang Pojok, dan Tukang Kue. Untuk Tukang Masak Air, biasanya lebih kecil di bawah Tukang masak atau sama dengan besaran upah Tukang Cuci piring, yakni berkisar antara 250-350 ribu per 2 hari kerja.

Lain halnya untuk besaran upah Dayang-dayang atau Pager Ayu yang di mana besaran upah tergantung kebijakan dan bonus Tip dari tuan rumah.

Foto : Istimewa
Suka duka menjadi seorang Pengejeg telah banyak dirasakan Sopiah, segala kondisi di lapangan sangat berpacu dengan waktu. 

"Kadang kalo tamu tiba-tiba ngebludak banyak, Nasi belon mateng, Sayur belon mateng, kita yang kelimpungan," "Kudu sigep waktu masaknya," ungkap Sopiah kepada tapakjurnal.com. 
Rabu, (29/06/2022).

Foto : Istimewa
Sopiah juga memaparkan, untuk rentang besaran upah antara di Kota dan di Desa pun berbeda. Di Jakarta saja misalnya, untuk tiapkali panggilan jasa masak, setiap orang hanya bertugas sesuai dengan jobdesc masing-masing, dan dampaknya besaran upah minimum pun berbeda dengan di Desa.
Selain upah, selesai acara hajat, para Pengejeg juga dibekali bingkisan 'Sesajen' berupa sembako, sayuran, serta buah-buahan yang sudah disiapkan oleh tuan rumah.  

(30/06/2022), tapakjurnal.com | Sosial, Tren, dan Bisnis




 





Website Instan
×
Berita & Artikel Perbarui
               
         
close